PARIWISATA Indonesia perlahan mulai menunjukkan taringnya, terlebih beragam kegiatan pariwisata di Indonesia terus dilakukan demi meningkatkan wisatawan asing datang ke Indonesia.
Perkembangan pesat pariwisata di Indonesia diyakini akan memasuki era emas, dimana banyak yang memprediksi di lima tahun ke depan industri pariwisata dan kreatif Indonesia di tingkat global semakin maju serta menunjukkan kekuatan baru ekonomi nasional sekaligus mengukuhkan kepribadian Indonesia di mata dunia.
Keyakinan itu disampaikan Iqbal Alan Abdullah, Vice President The Asian Federation of Exhibition and Convention Associations (AFECA) sekaligus sebagai Ketua Umum DPP Indonesia Congress and Convention Association (INCCA) di Jakarta dengan melihat kekuatan bidang pariwisata dan industri kreatif yang mengacu kepada kekuatan Indonesia bersaing di panggung pariwisata.
“Kekuatan pariwisata Indonesia memasuki era emas yang belum dicapai sebelumnya. Syaratnya adalah perubahan dari sisi strategi,” ucap dalam release yang diterima Okezone, baru-baru ini.
Pihaknya menjelaskan sedang menyusun strategi besar untuk mewujudkan pariwisata Indonesia yang kian menjadi perburuan wisatawan asing.
“Pariwisata dan industri kreatif memiliki kekuatan yang luar biasa untuk memajukan sektor lain, termasuk dalam rangka strategi besar Indonesia menjadikan Indonesia sebagai pemain utama di tingkat regional maupun global,” kata anggota DPR RI dari partai Hanura ini.
Demi meningkatkan pariwisata Indonesia maka persoalan lapangan kerja baru, penguatan produk lokal dan pemberian nilai tambah, pengembangan wisata maritime dan MICE, pembaruan dari sisi pemasaran dan promosi, hingga pengembangan dunia usaha pariwisata dan kreatif terus dipersiapkan untuk membawa bendera Indonesia di kancah global.
Dirinya menyebut era 2004 hingga 2014 sebagai era penting perjalanan pariwisata Indonesia karena berhasil melampaui angka enam juta wisatawan mancanegara yang mengalami stagnasi selama dua dekade.
Di 2013 melompat menjadi 8,6 juta. Tahun 2014 diharapkan akan memuncak sehingga menjadi 9,3 juta. Angka ini dipacu memasuki angka pertumbuhan dua digit untuk 10 tahun ke depan, hingga angka mencapai 20 juta wisman tahun 2019/2020.
“Kita perlu melakukan penguatan produk lokal untuk hotel di Indonesia, penggunaan material lokal untuk pembangunan hotel dan akomodasi lainnya, hingga penggunaan mata uang lokal dalam setiap transaksi yang dilakukan di wilayah NKRI,” tutupnya. (jjs)( okezon)