YOGYAKARTA, berita21.com – Profesi bartender, kini banyak diburu para pemuda lulusan akademi untuk memperoleh posisi di hotel berbintang. Sebagai peramu minuman yang diandalkan para tamu di bar, bukan saja dituntut cara meracik, tapi harus menyuguhkan perfomance yang berkualitas.
“Bartender zaman dulu dan sekarang sudah berbeda. Jika tidak mengikuti zaman akan ketinggalan,” kata Anton Triantoro, S.Par, dosen Akademi Pariwisata Sekolah Tinggi Pariwisata Yogyakarta pada berita21.com, Rabu (13/2).
Untuk itu, menurut Anton, tenaga-tenaga profesional bartender sejak dini harus disiapkan. Caranya, mencari bibit-bibit berkualitas lewat lomba. Maka STIPARY akan mengadakan SMK Mocktail Competition pada Sabtu 16 Pebruari 2013 di kampus Jl. Ringroad Timur Maguwoharjo, Sleman.
Lomba ini khusus siswa SMK di daerah DIY dan Jateng. “Kami ingin menyiapkan bibit unggul di bidang pembuatan minuman yang dipadu dengan permainan botot,” papar Anton selaku ketua panitia lomba.
Menurut Anton, seorang bartender harus mampu menciptakan minuman baru. Dalam penyuguhan, bartender dituntut kepintarannya dalam memainkan botol-botol yang dilempar ke udara dan ditangkap dengan berbagai gaya sehingga atraksi ini sangat menarik dengan iringan musik yang enerjik.
“Bartender bukan saja mahir memainkan botol-botol, tapi harus tahu rasa minuman maupun sejarah asal minuman,” ujar Anton yang pernah beberapa kali menang dalam lomba bartender.
Dalam lomba bertema ‘Flair With Love’ ini, para juara I-IV akan menerima hadiah uang pembinaan dan beasiswa masuk STIPARY. Bagi SMK-SMK yang memiliki jurusan kepariwisataan, pasti tidak akan melewatkan kesempatan ini. Sampai sekarang sudah ada peserta SMK dari Tegal dan Klaten yang mendaftar.
Para peserta, di samping membawa peralatan sendiri-sendiri dan resep minuman, juga tak kalah penting menyiapkan lagu untuk mengiringi dalam pembuatan minuman.
Menurut pengamat lomba-lomba bartender ini, seyogyanya peserta memilih lagu yang akrab dengan penonton. Dengan demikian, penonton akan ikut terbawa suasana ketika peserta meracik minuman dengan atraksi memainkan botol yang melayang-layang di udara.
Anton berharap, dunia pariwisata — baik di DIY maupun di Jateng — akan tambah maju. Terutama hotel-hotel yang memiliki bartender yang memiliki kemampuan prima sehingga tamu sangat betah di bar.
“Saya kepingin melihat bartender-bartender seperti di Bali yang berkembang pesat. Ternyata tenaga-tenaga mereka dilatih sejak dini. Dan kini saatnya, lewat SMK Mocktail tantangan itu terjawab,” tandas Anton.
(Tra/B21)